Pasca Gempa NTB, 226 Pendaki Masih Terjebak di Rinjani

July 30, 2018

Pasca gempa berkekuatan 6,4 Skala Richter mengguncang Lombok, NTB, dan sekitarnya, masih banyak pendaki yang belum berhasil dievakuasi dari Gunung Rinjani karena kondisi tanah yang belum stabil, dan jalur pendakian yang tertutup longsor. Hingga artikel ini diterbitkan, masih ada 226 Pendaki yang mendaki secara resmi masih belum berhasil dievakuasi.

Foto : Gunung Rinjani sebelum Gempa. Source : Flickr

Menurut Rudi, salah satu petugas Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), terdapat 226 pendaki yang tercatat resmi tapi belum berhasil dievakuasi. Dari total 820 pendaki yang terdaftar dari berbagai jalur, sudah 594 pendaki berhasil dievakuasi oleh tim gabungan dari TNGB, Basarnas, BPBD, Brimob, TNI dan relawan lainnya.

Rinjani Ditutup Usai Gempa 6,4 SR, sebanyak 788 Pendaki Masih Berada di Gunung

Pendaki yang berhasil di evakuasi segera dilarikan ke Puskesmas terdekat, untuk penanganan medis. Banyak diantara pendaki yang trauma, sehingga hampir kebanyakan tidak langsung pulang ke daerah masing-masing.

Berdasarkan laporan BMKG, pasca gempa pertama Minggu (29/7/2018) tercatat kurang lebih ada 228 kali gempa susulan. Hingga saat ini, korban meninggal sudah tercatat sebanyak 17 orang.

Sumber : CNN Indonesia

Rinjani Ditutup Usai Gempa 6,4 SR, 788 Pendaki Masih Berada di Gunung

July 29, 2018

Gempa bumi berkekuatan 6,4 SR mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat hari Ahad, 29 Juli 2018 pukul 5.47 WIT. Di wilayah Mataram, gempa ini terasa begitu kuat sehingga banyak warga panik dan berhamburan keluar rumah masing-masing. Setelah itu, masih terjadi gempa susulan belasan kali hingga pukul 08.00 WIT.

Gerbang Pendakian Rinjani Runtuh akibat Gempa. Foto: Twitter.com/BNPB_Indonesia

Usai gempa berkekuatan 6,4 SR mengguncang Lombok, pendakian Gunung Rinjani ditutup sementara oleh Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) karena terjadi longsor di beberapa jalur pendakian Gunung Rinjani. Kepala BTNGR Sudiyono menuturkan,"Infomasi dari petugas ada terlihat debu dari arah pelawangan, diduga akibat longsor di jalur pendakian Sangkareang,". Hal ini sebagaimana dikutip di situs Antaranew Ahad (29/7/2018).

Foto korban Gempa Lombok, di Pusat Kesehatan Masyarakat Sembalun

Banyak pendaki yang saat ini masih berada di Gunung Rinjani sejak Jum'at (28/7/2018). Kepala BTNGR menghimbau untuk pendaki agar tetap di tempat sampai kondisi stabil. Menurut data BTNGR Resort Sembalun, jumlah pendaki sejak hari Jum'at sebanyak 788 orang. Evakuasi belum bisa dilakukan karena gempa susulan yang masih berdatangan, dan keadaan tanah yang tidak stabil.

Pasca Gempa NTB, 226 Pendaki Masih Terjebak di Rinjani

Menurut laporan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa berpusat di koordinat 8,26 Lintang Selatan, dan 116,55 Bujur Timur. Lokasi gempa terjadi di regional Sumbawa pada kedalaman 10 kilometer. Meski gempa tidak berpotensi Tsunami, masyarakat dihimbau untuk tetap berjaga, bila terjadi gempa susulan.


Sumber : Kompas

Daftar Jalur Pendakian Gunung Prau - Jawa Tengah

July 27, 2018

Gunung Prau (2565 mdpl) Wonosobo, Jawa Tengah memiliki 8 Jalur Pendakian. Akan tetapi, dari 8 Jalur ini hanya 6 jalur yang bisa dipergunakan oleh umum. Dua jalur sisanya digunakan untuk konservasi hutan dan perawatan vegetasi alami flora gunung prau. Gunung ini menjadi salah satu primadona para pendaki, karena memang tidak begitu tinggi yaitu 2.565 mdpl saja.

Gunung dengan ketinggian di bawah 3000 meter memang sering menjadi tujuan wisata pendaki pemula. Oleh karena itu, jangan heran bila gunung ini selalu ramai pengunjung. Selain karena medan dan jarak tempuh yang tidak begitu berat, jalur-jalur pendakian dibuat sedemikian rupa sehingga pendaki tidak terlalu menguras tenaga saat mendaki gunung ini. Mari, kita ulas Keenam Jalur Pendakian umum gunung Prau di bawah ini.

1. Jalur Pendakian Gunung Prau via Patak Banteng

Jalur Pendakian via Patak Banteng bisa jadi merupakan jalur pendakian terfavorit Gunung Prau. Jalur ini menjadi pilihan pertama, karena waktu pendakian yang relatif singkat antara 1-2 jam saja. Jalur ini terletak di Desa Patak Banteng, Kecamatan Sejajar, Kab. Wonosobo.

Untuk mencapai Basecamp jalur Patak Banteng, pendaki bisa langsung menuju ke Kantor Kepala Desa Patak Banteng, untuk registrasi pendakian, dan juga sebagai tempat istirahat sebelum melakukan pendakian.

2. Jalur Pendakian Gunung Prau via Kali Lembu

Jalur ini menjadi favorit ke 2 setelah jalur Patak. Jalur ini memiliki relief alam yang landai, jalur pendakian yang tidak begitu terjal, dan juga bonus-bonus di sela-sela perjalanan yang membuat pendaki tidak begitu merasa capek. Sebelum sampai di Camp Area, maka pendaki akan di suguhi kenikmatan air gunung dari Kali Serayu, sekaligus sebagai tempat mengisi air untuk keperluan bermalam di Camping Area.

Basecamp Kalilembu terletak satu Kecamatan dengan BC. Patak. Tempat camp area jalur ini juga tidak begitu jauh dari jalur Patak Banteng. Karena jarak yang dekat ini, terkadang beberapa pendaki memilih untuk menaiki gunung lewat jalur ini, dan turun lewat jalur Patak Banteng atau sebaliknya. Sensasi naik dan turun dari dua jalur memang menjadi pengalaman tersendiri di kalangan para pendaki.

3. Jalur Pendakian Gunung Prau via Dieng Wetan

jalur Dieng Wetan terletak di Desa Dieng Wetan, Kecamatan Sejajar, Kabupaten Wonosobo. Masih satu wilayah dengan 2 jalur sebelumnya, jalur Dieng Wetan juga termasuk pilihan populer karena dekat dengan daerah Wisata Dieng.

Wetan dalam bahasa Indonesia berarti Timur, karena memang Desa ini merupakan wilayah bagian timur dari Dataran Tinggi Dieng. Beberapa Agen Wisata sering menggabungkan satu paket, antara wisata ke pegunungan Dieng plus Wisata Pendakian via Dieng Wetan. Jalur ini cocok untuk pemula, karena memang memiliki jalan yang lebih landai, meski dengan waktu pendakian yang lebih lama.

4. Jalur Pendakian Gunung Prau via Dieng Kulon

Jalur ini merupakan jalur pendakian yang berada di luar daerah Kabupaten Wonosobo. Jalur Dieng Kulon terletak di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kab. Banjarnegara. Jalur ini juga sering disebut sebagai Jalur Dwarawati. Hal ini karena memang, jalur ini berdekatan dengan kawasan Wisata Candi Dwarawati.

5. Jalur Pendakian Gunung Prau via Campurejo

Pendakian melalui Campurejo bisa jadi satu diantara jalu-jalur pendakian Gunung Prau yang asing di telinga para pendaki. Selain karena jarang dilalui pendaki, jalur ini juga masih tergolong jalur baru yang dibuka oleh Swambin Jungle Trekking Club.

Jalur ini terletak di Desa Campurejo, Kecamatan Tretep, Kabupaten Temanggung. Artinya, jalur ini sudah berada di luar wilayah Kabupaten Wonosobo. Bagi yang ingin mendaki gunung Prau melalui jalur ini bisa langsung menuju Kab. Temanggung, untuk berikutnya langsung menuju wilayah Kecamatan Tretep.

6. Jalur Pendakian Gunung Prau via Wates

Jalur Wates juga merupakan jalur pendakian Gunung Prau yang terletak di Kabupaten temanggung. Jalur ini cenderung lebih dipilih pendaki, karena sudah lebih dahulu dibuka daripada jalur Campurejo, oleh warga setempat. Jalur ini tergolong landai, dan berjarak kurang lebih 4,7 KM dari puncak.

Faktor lain yang membuat jalur ini lebih disukai, adalah adanya sumber air bersih berupa Air Terjun, yang biasa digunakan pendaki untuk mengisi persediaan air dan juga melepas penat dan lelah karena pendakian. Air terjun ini terletak setelah Pos 2, yang artinya kamu cukup mengisi persediaan air secukupnya sampai Pos 2, baru diisi penuh setelah sampai di Air Terjun.

Foto: Pemandangan di Puncak Gn. Prau

Itulah tadi daftar lengkap Jalur Pendakian Gunung Prau yang dibuka untuk umum. Bila ada pertanyaan,silakan tulis di komentar di bawah ini. Silakan share tanpa perlu izin, dengan menyertakan sumber artikel. Salam MDPL!

Pendakian Gunung Gede Pangrango Ditutup sampai Desember 2018

July 25, 2018

Bagi kalian yang sudah berencana mendaki Gunung Gede Pangrango dari Jalur Selabintana, Sukabumi sepertinya harus mengurungkan niat. Hal ini disebabkan jalur pendakian ini ditutup mulai Senin (27/7/2018) hingga 31 Desember 2018.

Penutupan ini dipandang perlu dilakukan karena proyek pembangunan sarana dan prasarana di pintu masuk Kantor Resort Selabintana, Desa Perbawati, Sukabumi mulai dilaksanakan sebagaimana dikutip di Tribunnews.com

img src: Tribunnews

Kepala Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Wahju Rudianto menuturkan bahwa Penutupan Sementara jalur Selabinta perlu dilakukan karena sedang ada pembangunan sarpras pendukung wisata alam di Kawasan Selabintana.

Dia juga menuturkan, apabila jalur pendakian ini tidak ditutup maka dikhawatirkan fokus petugas akan terbagi, sehingga mengurangi kecepatan dan kesigapan petugas apabila terjadi kecelaan pada proses pendakian melalui Jalur ini.

Namun begitu, pendakian Gn. Gede Pangrango masih bisa dilakukan melalui 2 jalur lainnya yaitu Jalur Cibodas dan Jalur Gunung Putri. Wahju menjelaskan bahwa kuota pendakian jalur Selabintana sebanyak 100 pendaki per hari akan dialihkan ke 2 jalur lainnya.

Untuk mengantisipasi adanya pendakian Ilegal melalui jalur ini, Balai Besar TNGGP juga bekerja sama dengan berbagai lembaga dan pihak berwajib, untuk bersama-sama mengamankan lokasi, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan."Ya kami melakukan secara bersama-sama dengan mitra, masyarakat dan kepolisian melalui pengamanan jalur pendakian," kata Wahju Rudianto.


Sumber : Tribunnews.com

Daftar Jalur Pendakian Gunung Lawu - Jawa Tengah

July 25, 2018

Gunung Lawu (3.265 mdpl) merupakan salah satu Gunung tidak Aktif yang terletak di Provinsi Jawa Tengah. Gunung ini paling sering dituju oleh wisatawan dari berbagai komunitas pendaki dalam maupun luar negeri, karena keindahan dan eksotisme alam yang masih asli, dan juga cerita-cerita mistis yang senantiasa dikisahkan oleh para pendaki. Seiring berjalannya waktu, gunung ini menjadi semakin populer dan menarik perhatian kawan-kawan pendaki dari berbagai wilayah.

Gunung ini terletak di tiga Kabupaten, yaitu Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Ngawi, dan Kabupaten Magetan. Memiliki 3 puncak utama, yaitu puncak Hargo Dumilah, Hargo Dumiling, dan Hargo Dalem. Terdapat beberapa jalur utama yang paling sering dilalui para pendaki, untuk mencapai 3 puncak tersebut. Jalur mana sajakah itu? Mari kita ulas di bawah ini.


1. Jalur Pendakian Gunung Lawu via Cemoro Sewu

Jalur pendakian Lawu via Cemoro Sewu merupakan jalur pendakian paling favorit di kalangan para pendaki. Jalur ini sering dipilih karena kondisi jalur yang cukup mudah, dan waktu pendakian yang relatif singkat. Untuk mencapai puncak, rata-rata hanya dibutuhkan waktu antara 5-7 jam. Bila dibanding dua jalur lain-nya (Cemoro Kandang atau Candi Cetho), maka melalui jalur ini menjadi pilihan utama, bagi pendaki yang ingin menghabiskan malam-nya untuk camping di sekitar Puncak Gn. Lawu.

Jalur Cemoro Sewu terletak di Perbatasan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Magetan. Lokasi berada sebelum Telaga Sarangan. Untuk mencapai lokasi ini, paling mudah adalah menuju Kota Surakarta (Solo) terlebih dahulu, baru kemudian menggunakan kendaraan bermotor menuju arah Telaga Sarangan.

Tiket pendakian via Cemoro sewu tergolong cukup murah, antara 10.000 - 20.000 sudah termasuk parkir kendaraan. Hal ini juga, yang menyebabkan jalur ini menjadi sangat menarik perhatian para pendaki.

2. Jalur Pendakian Gunung Lawu via Cemoro Kandang

Jalur Cemoro Kandang mungkin bisa dibilang sebagai jalur alternatif Cemoro Sewu. Bila jumlah pendaki sedang padat saat memasuki masa liburan panjang, jalur ini bisa dipilih demi mengghindari antrian di Base camp, atau antrian saat naik / turun Gunung. Lokasi jalur Cemoro Kandang juga tidak begitu jauh Cemoro Sewu. Mungkin hanya berjarak kurang dari 500 meter. Estimasi pendakian dari Jalur Cemowo Kandang sampai Puncak berkisar antara 7-8 Jam perjalanan tidak termasuk Istirahat.

Jalur Cemoro Kandang terkenal dengan jalanan dengan batu yang ditata rapi, untuk meminimalisir licin-nya jalur pendakian saat musim hujan tiba. Jalur Cemoro Kandang akan bertemu dengan Jalur Cemoro Sewu di Warung Mbok Yem.

3. Jalur Pendakian Gunung Lawu via Candi Cetho

Jalur Candi Cetho bisa jadi jalur yang paling jarang dilalui pendaki yang ingin mendaki Gunung Lawu. Pasalnya, jalur ini merupakan jalur pendakian terjauh dibanding jalur lainnya. Waktu pendakian rata-rata adalah 11-12 jam hingga sampai Puncak. Tentunya, jalur ini sangat tidak disarankan untuk pendaki pemula, atau yang sudah lama istirahat dari kegiatan pendakian.

Namun, berbanding terbalik dengan sulitnya pendakian melewati jalur ini, pesona alam yang disajikan justru lebih menawan dibandingkan jalur lainnya. Vegetasi alam yang masih asli, dan jarang tersentuh oleh tangan manusia membuat jalur ini tampak asli dan benar-benar berbeda dengan jalur lainnya. Terutama setelah mencapai Pos 5 hingga puncak Hargo Dalem, pendaki akan disuguhi dengan Sabana yang luas sejauh mata memandang. Apabila beruntung, pendaki bisa bertemu dengan kawanan Rusa yang sedang melintas.

4. Jalur Pendakian Gunung Lawu via Jogorogo

Jalur Jogorogo Ngawi mungkin menjadi jalur yang paling asing di telinga para Pendaki. Jalur ini berada di Kabupaten Ngawi, Tepatnya di Desa Girimulyo, Jogorogo. Jalur ini memiliki estimasi waktu pendakian yang tidak selama jalur Candi Cetho, yaitu sekitar 8-9 Jam perjalanan. Dengan suguhan pemandangan alam yang masih asli, jalur ini bisa jadi pilihan bagi pendaki yang sudah pernah melalui jalur-jalur lainnya

Jalur Jogorogo memiliki 5 pos Istirahat sebelum sampe ke Puncak Hargo Dalem. Padat-nya ilalang dan vegetasi yang tidak terjamah manusia, membuat jalur ini kurang terdeteksi maksimal bila kita tidak fokus saat melakukan pendakian. Maka dari itu jalur ini sangat tidak disarankan bagi pendaki pemula, dan juga tidak cocok dilalui di malam hari. Agar tidak tersesat saat melalui jalur ini, sangat disarankan untuk mendaki dengan teman yang sudah berpengalaman melalui jalur ini.

Itulah tadi beberapa Jalur Pendakian yang bisa kamu pilih sebelum mendaki Gunung Lawu. Setiap jalur punya karakter dan kelebihan masing-masing, sehingga kamu tidak perlu ragu untuk memilih. Bagi Pemula, disarankan untuk melalui Jalur Cemoro Sewu. Jalur ini sangat mudah dan jalan-jalan yang dilalui terlihat jelas tanpa banyak tertutup oleh rumput liar dan tanaman lainnya. Bagi yang sudah pernah melalui jalur Cemoro sewu, bisa mulai memiilih alternatif jalur lain untuk menikmati sensasi dan pengalaman yang berbeda dalam mendaki Gunung Lawu.

Semoga Artikel ini bermanfaat. Bila punya pertanyaan silakan tulis di Komentar di bawah. Jangan lupa Komen & Share ya! Salam MDPL!

Jangan Asal Mendaki, kalau Tidak Mau Hal ini Terjadi!

July 19, 2018

Baru, bulan kemaren tersiar kabar adanya pendaki yang terkena Hipotermia di jalur pendakian gunung Slamet. Suhu yang lebih dingin dari biasanya, dan persiapan fisik yang kurang bisa jadi penyebab utamanya. Lalu, kalau seperti ini siapa yang patut disalahkan?

Tentunya perlu kita sadari, bahwa mendaki gunung bukan sekedar jalan-jalan atau nge-trip bareng temen. Butuh persiapan dalam segala hal, mulai dari fisik, sampe finansial. Kalau kita asal mendaki hanya karena gengsi, jangan harap pendakianmu akan memberi pelajaran berharga. Mungkin, hanya emosi dan rasa capek yang didapat.

Maka dari itu, WAJIB hukumnya bagi kita untuk mengetahui hal-hal pokok, sebelum melakukan pendakian. Yuk, cek di bawah.

1. Mengecek lokasi pendakian

Sebelum memulai pendakian Anda disarankan mengecek dahulu lokasi pendakian dan mengetahui jalur pendakian yang akan dilewati. Apakah keadaan gunung saat itu dalam kondisi baik untuk didaki atau kondisi gunung siaga satu dan tidak layak untuk didaki. Bertanya kepada teman yang sudah hafal jalur pendakian juga penting dilakukan agar kita lebih siap melewati medan.

2. Olahraga minimal sebulan sebelum pendakian

Mendaki gunung membutuhkan fisik dan mental yang bugar. Oleh karena itu, disarankan untuk melakukan olahraga sebulan sebelum pendakian. Olahraga yang biasa dilakukan biasanya jogging atau lari.

3. Bawa barang yang penting saja

Mendaki gunung bukanlah piknik yang segala sesuatunya harus dibawa. Pilihlah barang bawaan dengan bijak. Selain hanya menambah beban tas, membawa barang secara berlebihan juga bisa menghambat pendakian, misalnya membawa tikar dengan gulungan besar.

4. Sleeping bag dan tenda

Untuk perlengkapan tidur, diperlukan tenda dan sleeping bag. Untuk tenda, silakan bawa tenda sesuai dengan jumlah peserta yang ikut. Membawa tenda terlalu besar juga terkadang bisa menghambat pendakian karena beratnya. Untuk sleeping bag, silakan membawa sleeping bag yang sudah teruji kualitasnya. Selain itu, membawa matras juga sangat penting untuk keperluan tidur. Karena biasanya tanah yang digunakan sebagai alas tetap terasa dingin meskipun sudah menggunakan sleeping bag.

5. Membawa jaket sesuai ketinggian

Jaket atau pakaian hangat yang berbahan katun atau wol adalah pilihan baik untuk mendaki gunung. Dan ingat jangan membawa jaket atau pakaian yang berbahan jeans karena bahan ini memang nampak kuat dan praktis, tetapi sulit sekali kering apabila basah.

Nah, itu dia tips-tips yang diperlukan sebelum kalian melakukan pendakian. Tidak sulit bukan? Jangan sampai hanya karena rasa gengsi dan merasa sudah expert, kalian melupakan persiapan-persiapan kecil, yang justru membahayakan diri kalian atau teman satu tim saat melakukan pendakian. Silakan share bila artikel ini bermanfaat,
Salam Nanjak, Salam MDPL!

Sumber :
Artikel : https://travel.kompas.com/read/2017/04/24/201000127/tips.mendaki.gunung.untuk.pemula
image src : http://banjarmasin.tribunnews.com/2013/12/31/sebelum-mendaki-gunung-kenali-dulu-gejala-hiportemia